BANYUWANGI -
Banyuwangi juga kaya akan kuliner tradisional khasnya. Kuliner asli
Banyuwangi, ada yang bisa dijumpai diwarung atau rumah makan. Namun
sebagian lagi hanya bisa ditemui diacara tertentu saja. Meski demikian,
kuliner tradisional itu rupanya juga dilirik warga negara asing untuk
mempelajari cara pembuatannya.
Tidak jarang tamu asing yang berkunjung
ke Banyuwangi mencari resep kuliner kuno tersebut. Sebab itu tidak
tertutup kemungkinan berbagai makanan khas itu nantinya dapat diklaim
milik luar negeri. Konon, di zaman pendudukan kolonial makanan atau
jajanan Banyuwangi ini disukai orang Belanda. Karena kulinernya yang
mengandalkan rempah bumbu (yang cenderung pedas) dan diolah dari bahan
sayuran.
Sebagai warisan budaya, sudah seharusnya
kuliner dan jajanan hasil cipta anak bangsa di Banyuwangi ini patut
dilestarikan. Berikut rangkuman kuliner asli Banyuwangi yang (mungkin)
masih bisa dijumpai ditengah masyarakat hingga saat ini. Baik dijual di
warung dan rumah makan atau diolah sebagai hidangan disaat upacar adat
saja.
Pecel Pitik]
Dari sekian makanan khas yang ada, Pecel Pitik
(Pecel Ayam) yang paling dinanti. Selain jarang dijumpai, kuliner asli
Using ini terkenal akan rasanya yang khas. Bahan dasarnya adalah ayam
kampung muda (sekitar umur 8 bulan) yang dibakar diatas tungku perapian
namun tidak sampai kering. Pecel Pitik ini salah satu kuliner suku Using yang disukai Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.
Kuliner yang hanya muncul disaat acara
adat tersebut disajikan dengan parutan kelapa muda, dicampur dengan
kacang yang sudah dihaluskan. Kacang yang sudah disangrai itu dicampur
lagi dengan beragam rempah bumbu pedas serta diaduk rata bersama sedikit
air kelapa muda agar bumbu meresap. Selanjutnya, bumbu tersebut
dicampur bersama ayam kampung yang sudah dipotong menjadi sejumlah
bagian.
Bagi warga desa adat Using, Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Pecel Pitik adalah sajian disaat waktu tertentu saja. Semisal upacara adat atau kegiatan budaya lainnya. Sebab itu, Pecel Pitik hingga saat ini masih lestari meski warga tidak sering memasaknya sebagai konsumsi rumah tangga dikesehariannya.
Di wilayah yang juga dihuni suku Using lainnya, seperti di daerah Rogojampi dan Gontoran, Pecel Pitik dihidangkan
sedikit berbeda. Pecel Pitik dihidangkan dengan secara basah karena
terdapat sedikit kuah dari air kelapa muda. Namun, citarasanya sama,
khas dan enak dimulut.
Sego Tempong
Kuliner satu ini lumayan populer di
Banyuwangi. Ya, kuliner dengan ciri khas ada pada sambal yang segar
dengan tingkat rasa pedas yang luar biasa itu sangat digemari
penikmatnya. Dari cerita yang berkembang di masyarakat, nama kuliner ini
diambilkan dari rasa pedas sambalnya tersebut. Dimana sego (nasi)
tempong akan membuat penikmatnya serasa ditempong (tempeleng) seusai memakannya.
Sego Tempong disajikan dengan
beragam sayuran, seperti daun ketela, timun, kacang panjang terung dan
lainnya. Lauknya pendampingnya bisa apapun, namun yang pasti tak
ketinggalan adalah tempe, tahu dan ikan asin goring.
Sego Tempong banyak dijumpai
dihampir warung dipinggir jalan-jalan kota yang ada di Banyuwangi. Harga
untuk per porsinya cukup terjangkau yaitu sekitar Rp 5 ribu. Herannya,
meski harga cabe sedang mahal, namun tingkat kepedasan sambal dari Sego Tempong masih luar biasa pedasnya.
Sego Cawuk
Kuliner asli Banyuwangi ini paling enak dihidangkan untuk menu sarapan pagi atau juga saat makan siang. Nasi Cawuk
ini dihidangkan bersama parutan kelapa yang diberi air matang, yang
dilengkapi irisan kecil mentimun dan jagung. Biasanya, kuah khas Using
ini diberi juga ikan teri.
Sebagai lauk pendamping, Sego Cawuk
disantap bersama pepesan ikan laut pedas dan telur ayam atau itik
rebus. Bagi yang suka pedas bisa menambahkan sambal tomat. Dinamakan
Sego Cawuk, karena dahulu cara memakannya tidak menggunakan sendok atau
biasa disebut warga Banyuwangi, Cawuk.
Di Banyuwangi hanya warung-warung tertentu yang menyediakan menu Sego Cawuk. Semisal disamping Gedung Wanita, Banyuwangi. Itupun hanya ada dipagi hari saja.
Rujak Soto
Rujak Soto ini hasil kreasi kuliner
Banyuwangi selanjutnya. Kuliner satu ini lebih mudah untuk membelinya di
warung-warung makan. Karena memang banyak yang menjual salah satu
makanan khas Banyuwangi, ini. Rujak Soto ini adalah perpaduan dua
kuliner berbeda. Yakni rujak cingur dengan soto babat.
Rujak cingur disajikan dengan cara
disiram soto babat. Perpaduan dua kuliner berbeda ini menghasilkan
citarasa yang nikmat. Biasanya disajikan pedas namun menyesuaikan dengan
selera. Belakangan, Rujak Soto banyak menginspirasi warga Banyuwangi
untuk menciptakan kuliner perpaduan lainnya. (Bay/SOJ-Ir)
Foto: Pecel Pitik hanya ada saat upacara adat Suku Using, seperti di Desa Kemiren, Glagah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar