Kamis, 09 Oktober 2014

makanan khas banyuwangi

BANYUWANGI - Banyuwangi juga kaya akan kuliner tradisional khasnya. Kuliner asli Banyuwangi, ada yang bisa dijumpai diwarung atau rumah makan. Namun sebagian lagi hanya bisa ditemui diacara tertentu saja. Meski demikian, kuliner tradisional itu rupanya juga dilirik warga negara asing untuk mempelajari cara pembuatannya.
Tidak jarang tamu asing yang berkunjung ke Banyuwangi mencari resep kuliner kuno tersebut. Sebab itu tidak tertutup kemungkinan berbagai makanan khas itu nantinya dapat diklaim milik luar negeri. Konon, di zaman pendudukan kolonial makanan atau jajanan Banyuwangi ini disukai orang Belanda. Karena kulinernya yang mengandalkan rempah bumbu (yang cenderung pedas) dan diolah dari bahan sayuran.
Sebagai warisan budaya, sudah seharusnya kuliner dan jajanan hasil cipta anak bangsa di Banyuwangi ini patut dilestarikan. Berikut rangkuman kuliner asli Banyuwangi yang (mungkin) masih bisa dijumpai ditengah masyarakat hingga saat ini. Baik dijual di warung dan rumah makan atau diolah sebagai hidangan disaat upacar adat saja. 

Pecel Pitik]
 
Dari sekian makanan khas yang ada, Pecel Pitik (Pecel Ayam) yang paling dinanti. Selain jarang dijumpai, kuliner asli Using ini terkenal akan rasanya yang khas. Bahan dasarnya adalah ayam kampung muda (sekitar umur 8 bulan) yang dibakar diatas tungku perapian namun tidak sampai kering.  Pecel Pitik ini salah satu kuliner suku Using yang disukai Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.
Kuliner yang hanya muncul disaat acara adat tersebut disajikan dengan parutan kelapa muda, dicampur dengan kacang yang sudah dihaluskan. Kacang yang sudah disangrai itu dicampur lagi dengan beragam rempah bumbu pedas serta diaduk rata bersama sedikit air kelapa muda agar bumbu meresap. Selanjutnya, bumbu tersebut dicampur bersama ayam kampung yang sudah dipotong menjadi sejumlah bagian.
Bagi warga desa adat Using, Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Pecel Pitik adalah sajian disaat waktu tertentu saja. Semisal upacara adat atau kegiatan budaya lainnya. Sebab itu, Pecel Pitik hingga saat ini masih lestari meski warga tidak sering memasaknya sebagai konsumsi rumah tangga dikesehariannya.
Di wilayah yang juga dihuni suku Using lainnya, seperti di daerah Rogojampi dan Gontoran, Pecel Pitik dihidangkan sedikit berbeda. Pecel Pitik dihidangkan dengan secara basah karena terdapat sedikit kuah dari air kelapa muda. Namun, citarasanya sama, khas dan enak dimulut.


Sego Tempong
 
Kuliner satu ini lumayan populer di Banyuwangi. Ya, kuliner dengan ciri khas ada pada sambal yang segar dengan tingkat rasa pedas yang luar biasa itu sangat digemari penikmatnya. Dari cerita yang berkembang di masyarakat, nama kuliner ini diambilkan dari rasa pedas sambalnya tersebut. Dimana sego (nasi) tempong akan membuat penikmatnya serasa ditempong (tempeleng) seusai memakannya.
Sego Tempong disajikan dengan beragam sayuran, seperti daun ketela, timun, kacang panjang terung dan lainnya. Lauknya pendampingnya bisa apapun, namun yang pasti tak ketinggalan adalah tempe, tahu dan ikan asin goring.
Sego Tempong banyak dijumpai dihampir warung dipinggir jalan-jalan kota yang ada di Banyuwangi. Harga untuk per porsinya cukup terjangkau yaitu sekitar Rp 5 ribu. Herannya, meski harga cabe sedang mahal, namun tingkat kepedasan sambal dari Sego Tempong masih luar biasa pedasnya.

Sego Cawuk

Kuliner asli Banyuwangi ini paling enak dihidangkan untuk menu sarapan pagi atau juga saat makan siang. Nasi Cawuk ini dihidangkan bersama parutan kelapa yang diberi air matang, yang dilengkapi irisan kecil mentimun dan jagung. Biasanya, kuah khas Using ini diberi juga ikan teri.
Sebagai lauk pendamping, Sego Cawuk disantap bersama pepesan ikan laut pedas dan telur ayam atau itik rebus. Bagi yang suka pedas bisa menambahkan sambal tomat. Dinamakan Sego Cawuk, karena dahulu cara memakannya tidak menggunakan sendok atau biasa disebut warga Banyuwangi, Cawuk.
Di Banyuwangi hanya warung-warung tertentu yang menyediakan menu Sego Cawuk. Semisal disamping Gedung Wanita, Banyuwangi. Itupun hanya ada dipagi hari saja.

Rujak Soto

Rujak Soto ini hasil kreasi kuliner Banyuwangi selanjutnya. Kuliner satu ini lebih mudah untuk membelinya di warung-warung makan. Karena memang banyak yang menjual salah satu makanan khas Banyuwangi, ini. Rujak Soto ini adalah perpaduan dua kuliner berbeda. Yakni rujak cingur dengan soto babat.
Rujak cingur disajikan dengan cara disiram soto babat. Perpaduan dua kuliner berbeda ini menghasilkan citarasa yang nikmat. Biasanya disajikan pedas namun menyesuaikan dengan selera. Belakangan, Rujak Soto banyak menginspirasi warga Banyuwangi untuk menciptakan kuliner perpaduan lainnya. (Bay/SOJ-Ir)
Foto: Pecel Pitik hanya ada saat upacara adat Suku Using, seperti di Desa Kemiren, Glagah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar